ipbprinting - Memajukan UKM Indonesia

Diskursus, Kekuasaan, dan Praktik Kemiskinan di Pedesaan

Bagikan:
  • Pustaka Obor Indonesia

Penulis

Rating

Harga

Ivanovich Agusta

5.0

Rp. 75.000

Kategori

Upload Desain

Deskripsi

Buku ini sangat tepat untuk kita baca dan pahami, untuk kemudian menyadari atas implikasi dan komplikasi sosial, ekonomi, dan politik apa saja yang menyertai persoalan-persoalan kemiskinan yang berjalan selama ini baik di tataran kekuasaan maupun praktik nyata di kehidupan masyarakat.

Prof. Dr. Endriatmo Soetarto,
Guru Besar Institut Pertanian Bogor


Sebentuk kemiskinan tidak sekedar bersifat multidimensi, namun kemiskinan-kemiskinan itu sendiri memang majemuk. Beragam diskursus kemiskinan ini hidup bersama, namun beroperasi dan menggunakan benda-benda secara berbeda-beda.

Perang antardiskursus kemiskinan tak terhindarkan, dan kini dikuasai pengetahuan bahwa tubuh miskin tidak mampu berproduksi. Namun,pada saat bersamaan berkembang diskursus kemiskinan lain yang beroperasi hanya pada tubuh suku terasing. Sementara itu penganut diskursus sosialis mengolah tubuh miskin beraksi melawan tubuh kaya. Diskursus potensi tubuh miskin menjalin solidaritas dengan tubuh aktivis. Adapun warga desa sendiri menyembunyikan tubuh miskin tetangganya melalui diskursus berbagi kelebihan barang. Tidak ketinggalan elite sebenarnya menganut diskursus yang membatasi tubuh hingga menjadi wadah karamah dan kesakitan.

img-

Diskursus, Kekuasaan, dan Praktik Kemiskinan di Pedesaan

  • Pustaka Obor Indonesia
  • Rp. 75.000
Bagikan:

Deskripsi

Buku ini sangat tepat untuk kita baca dan pahami, untuk kemudian menyadari atas implikasi dan komplikasi sosial, ekonomi, dan politik apa saja yang menyertai persoalan-persoalan kemiskinan yang berjalan selama ini baik di tataran kekuasaan maupun praktik nyata di kehidupan masyarakat.

Prof. Dr. Endriatmo Soetarto,
Guru Besar Institut Pertanian Bogor


Sebentuk kemiskinan tidak sekedar bersifat multidimensi, namun kemiskinan-kemiskinan itu sendiri memang majemuk. Beragam diskursus kemiskinan ini hidup bersama, namun beroperasi dan menggunakan benda-benda secara berbeda-beda.

Perang antardiskursus kemiskinan tak terhindarkan, dan kini dikuasai pengetahuan bahwa tubuh miskin tidak mampu berproduksi. Namun,pada saat bersamaan berkembang diskursus kemiskinan lain yang beroperasi hanya pada tubuh suku terasing. Sementara itu penganut diskursus sosialis mengolah tubuh miskin beraksi melawan tubuh kaya. Diskursus potensi tubuh miskin menjalin solidaritas dengan tubuh aktivis. Adapun warga desa sendiri menyembunyikan tubuh miskin tetangganya melalui diskursus berbagi kelebihan barang. Tidak ketinggalan elite sebenarnya menganut diskursus yang membatasi tubuh hingga menjadi wadah karamah dan kesakitan.

Produk terkait
Buku Saku Kerja Jaringan (cetak ulang)
Buku Saku Kerja Jaringan (cetak ulang)
Rp. 25.000
Masalah Pendidikan & Kesehatan di Papua
Masalah Pendidikan & Kesehatan di Papua
Rp. 65.000
Kebijakan dan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dalam Pembangunan Nasional
Kebijakan dan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dalam Pembangunan Nasional
Rp. 70.000
KEDAULATAN INDONESIA DI WILAYAH PERBATASAN: PERSPEKTIF MULTIDIMENSI
KEDAULATAN INDONESIA DI WILAYAH PERBATASAN: PERSPEKTIF MULTIDIMENSI
Rp. 125.000
Etika Penulisan Karya Ilmiah
Etika Penulisan Karya Ilmiah
Rp. 55.000
Kesehatan Ibu & Anak Orang Asli Papua
Kesehatan Ibu & Anak Orang Asli Papua
Rp. 85.000
Robohnya Asuransi Kami: Sengkarut Asuransi Jiwasraya, Warisan Belanda Hingga Absennya Negara [Edisi
Robohnya Asuransi Kami: Sengkarut Asuransi Jiwasraya, Warisan Belanda Hingga Absennya Negara [Edisi
Rp. 140.000
Bekerja di Masa Pandemi: Kumpulan Esai Bulan Menulis Kupasi 2020
Bekerja di Masa Pandemi: Kumpulan Esai Bulan Menulis Kupasi 2020
Rp. 70.000